Sistem dan mutu pendidikan di
Finlandia adalah yang nomor 1 di dunia. Sebesar 25% kenaikan pendapatan
nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri
agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP
Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia.
Berikut adalah beberapa perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan di
Finlandia:
1. Kita masih asyik memborbardir siswa dengan
sekian banyak tes (ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan
umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional). Finlandia menganut kebijakan
mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang
menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk
masuk PT.
2. Kita masih getol menerapkan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) sehingga siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial
dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic
promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal
sehingga semua naik kelas.
3. Kita masih berpikir bahwa PR amat penting
untuk membiasakan siswa disiplin belajar. Bahkan, di sekolah tertentu, tiada
hari tanpa PR. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum
hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.
4. Kita masih pusing meningkatkan kualifikasi
guru SD agar setara dengan S1, di Finlandia semua guru harus tamatan S2.
5. Kita masih menerima calon guru yang lulus
dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan
universitas yang diterima menjadi guru.
6. Kita masih sibuk memaksa guru membuat silabus
dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE
(Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau
model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan
pertimbangannya.
7. Hanya segelintir guru di tanah air yang
membuat proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun)
melalui penerapan belajar aktif. Terbanyak guru masih getol mengajar satu arah
dengan metode ceramah amat dominan. Sedangkan, di Finlandia terbanyak guru
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar
aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik
siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.
8. Di tanah air kita terseret arus
mengkotak-kotakkan siswa dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak
lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional,
sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang
dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia,
tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan
besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.
9. Di Indonesia bahasa Inggris wajib diajarkan
sejak kelas I SMP, di Finlandia bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III
SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa,
membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan
menghargai keanekaragaman kultural.
10. Di Indonesia siswa-siswa kita ke sekolah
sebanyak 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari
belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa
Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari
liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut
pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah
berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar.
Sumber : Internet
kapan Indonesia bisa seperti Finlandia ya?
BalasHapuspoin ketiga dan kesepuluh sepertinya sangat penting untuk ditiru
Mungkin hanya mimpi dan tak akan pernah terealisasi.
Hapus