Laman

Sabtu, 12 Januari 2013

Bola Panas Sepakbola IndONEsia



BOLA PANAS SEPAKBOLA INDONESIA
Kisruh Sepakbola Indonesia sepertinya terus bergulir ditengah carut-marutnya kondisi sepakbola Indonesia yang terus terpuruk dan kering prestasi. Kisruh ini sudah terlihat sejak PSSI diambil alih oleh Bapak Djohar dari tangan Nurdin Halid melalui KLB (Kongres Luar Biasa) di Solo. Kontroversi terjadi ketika di awal kepemimpinannya, Djohar berani mengambil keputusan untuk memberhentikan Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas. Padahal Alfred-lah yang berhasil membangkitkan Sepakbola Indonesia meskipun belum berhasil membawa Indonesia juara AFF 2010 setelah di Final dikalahkan Malaysia dengan agregat (2-4). Hal ini dianggap banyak pihak sebagai awal kebangkitan sepakbola Indonesia.
Selanjutnya, Perdebatan terjadi ketika penentuan Klub yang akan mengikuti kompetisi 2011-2012, apakah LPI dan LSI dilebur atau tetap berjalan sendiri-sendiri. PSSI mulai mencari solusi dengan meminta semua klub untuk melakukan verifikasi kelengkapan data klub. PSSI menawarkan untuk menggunakan format wilayah (kembali) seperti yang pernah dilakukan sewaktu Liga masih bernama Liga Indonesia (terakhir tahun 2007). PSSI beralasan hal ini dapat mengurangi biaya klub karena menggunakan sistem kewilayahan. Pertama, PSSI menawarkan 48 klub untuk mengikuti Liga kasta tertinggi, yaitu klub ISL, IPL, gabungan ISL-IPL, dan sebagian Klub Divisi Utama. Tapi banyak pihak menentang hal tersebut karena dinilai terlalu GENDUT untuk peserta sebuah Liga. Selanjutnya PSSI merilis 24 peserta Liga, tetapi ada kejanggalan dalam hal ini. Dalam 24 klub ini anggotanya terdiri dari 18 klub ISL, 3 klub IPL(sebelumnya dinonaktifkan keanggotaannya), Degradasi Terbaik, dan Klub yang mempunyai sejarah. Hal ini mendapat tentangan dari Klub ISL dan berniat untuk melangsung ISL kembali. Sejak saat itu ISL menjadi Liga Haram dan IPL yang mulanya Haram menjadi Halal. Perkara itulah yang membuat 4 exco PSSI dipecat dan kemudian mendirikan Organisasi tandingan KPSI.
Karena Klub ISL tidak diakui oleh PSSI maka pemain ISL-pun tak boleh mengikuti kegiatan Timnas Indonesia. PSSI (nekat) dengan hanya memanggil pemain IPL untuk melanjutkan laga PPD-2014 melawan Bahrain. Hasilnya sudah bisa ditebak, pemain IPL yang hampir semuanya tidak mempunyai pengalaman di laga Internasional, dilibas Bahrain dengan skor sangat-sangat TELAK 10-0. Itulah kekalahan terburuk Timnas Indonesia sepanjang sejarah. Tetapi dengan (tidak) malu Djohar malah menyalahkan wasit yang dinilainya tidak fair dan mengelak untuk mendur dari Singgasana PSSI. Padahal Pelatih Timnas Aji Santoso dengan ksatria-nya mengatakan kalau kekalahan Timnas adalah tanggung jawabnya. Kekalahan ini sempat membuat FIFA dan AFC melakukan investigasi atas kekalahan langka dan tidak wajar ini, yang diduga ada unsur suap agar Bahrain dapat lolos ke babak selanjutnya.
Periode buruk sepakbola Indonesia terus berlangsung, rangking Indonesia-pun terus menurun hingga FIFA menempatkan Indonesia di titik nadir dan rangking terendah sepanjang sejarah, rangking 168. Tetapi para petinggi-petinggi PSSI-KPSI masih saja berdebat berebut sebuah kursi kekusaan belaka. Meskipun FIFA dan AFC telah turun tangan dengan membentuk Joint Comite yang berisi Gabungan petinggi PSSI-KPSI dan sempat menandatangani MoU di Kuala Lumpur, tetapi konflik masih terus terjadi. Kedua belah pihak mengklaim dirinya lah yang paling benar. KPSI tetap tak mau mengirim pemain ISL untuk mengikuti TC Timnas Nil Maizar jelang Piala AFF 2012 dan malah membentuk (The Real) Timnas yang dipimpin Alfred Ridle. Tapi AFF (Badan Sepakbola ASEAN) hanya merestui Timnas PSSI yang mengikuti ajang AFF 2012. Apa mau dikata Timnas asuhan Nil yang miskin pengalaman, tersungkur di Malaysia karena tidak lolos ke semi final setelah dikalahkan Malaysia (Lagi) pada laga penentuan dengan skor 2-0. Padahal sebelumnya Djohar menargetkan Timnas Juara pada AFF kali ini.
Babak selanjutnya, Menpora mempertemukan kedua pihak untuk mengadakan perundingan membahas Kongres karena telah didesak oleh FIFA, yang telah mengancam akan memberikan sanksi jika PSSI gagal melakukan Kongres. Awalnya kedua belah pihak setuju untuk menggelar kongres bersama, tetapi entah ada angin dari mana KPSI kemudian tidak mau mengikuti kongres karena PSSI belum melakukan verifikasi peserta KLB Solo. KPSI juga mendesak agar kongres digelar di Jakarta bukan Palangkara (versi PSSI). Apa boleh dikata kedua belah pihak tetap menyelenggarakan kongres sendiri-sendiri, KPSI di Jakarta yang dihadiri beberapa pengurus KONI dan PSSI di Palangkaraya (meskipun tidak direstui Pejabat Sementara Menpora) yang dihadiri perakilan dari FIFA dan AFC. Tapi hal ini tak membuat Indonesia langsung bebas dari sanksi FIFA, hal ini dikarenakan PSSI-KPSI menggelar kongres sendiri-sendiri. PSSI yang diundang untuk menonton pertandingan “Piala Dunia Antar Klub” mencoba melobi FIFA, sebelum Sidang FIFA benar-benar dimulai. Sejumlah Pihak mendukung Indonesia agar terbebas dari sanksi, termasuk wakil ketua FIFA yang di-MENTION salah satu orang Indonesia via Twitter, agar tidak memberikan sanksi pada Indonesia. Pengurus PSSI-pun yakin Indonesia terbebas dari sanksi. Sementara, di tanah air Menpora membentuk Tim Task Force untuk melobi FIFA, tapi hal tersebut dianggap kontroversi oleh PSSI. Dan ketika Sidang itu dimulai tanggal 14 Desember, FIFA sama sekali tidak membahas sanksi pada Indonesia. FIFA dan AFC memberikan tenggat waktu bagi Indonesia hingga Februari hingga Maret 2013. Hal itu dituding banyak pihak sarat kepentingan politik karena, pada tahun 2013 AFC dan FIFA akan menggelar pemilihan ketua baru.
Tapi hal ini rupanya tak membuat konflik PSSI-KPSI memudar, konflik masih saja terus terjadi. Wacana penyatuan liga-pun masih terkatung-katung karena JC sudah dibubarkan dan Tim-tim ISL tak sudi mereka harus satu level dan satu kompetisi dengan tim IPL yang merupakan tim-tim hasil “Kloningan”. ISL tetap berjalan sendiri di Musim ini dan melangsungkan kick off pada tanggal 5 Januari 2013. Sementara IPL akan melakukan debutnya pada Februari 2013, untuk itu PSSI sebelumnya menghimbau agar ISL digulirkan bersamaan dengan IPL. Hal ini dikarenakan PSSI berencana memanggil Pemain-Pemain ISL-IPL untuk mengikuti TC Timnas pada 7 Januari 2013 guna mengikuti ajang Pra Piala Asia 2015. Seperti halnya yang dulu-dulu, KPSI tetap melarang Klub-klub ISL untuk mengirimkan pemainnya. Sementara Di sisi lain PSSI menjamin pemain ISL, dengan cara mencarikan klub jika mereka dipecat klubnya saat ini.
Di sisi lain, Indonesia terancam mempunyai 3 Tim Nasional. Hal itu disebabkan oleh KONI berupaya untuk membentuk Timnas U-23 yang dipersiapkan untuk Sea Games 2013 di Myanmar. KONI-pun telah menunjuk Pelatih yang akan menangani Timnas U-23 yaitu Rahmad Darmawan. Rahmad Darmawan akan diberikan keluasaan oleh KONI untuk memilih Pemain-pemain terbaik yang ada di Indonesia. Hal ini tentunya sangat didukung oleh KPSI karena hal tersebutlah yang diinginkan mereka, tapi hal ini tentunya sangat tidak disukai PSSI karena merasa kewengannya telah dirampas oleh KONI. PSSI pun berencana untuk keluar dari keanggotaan KONI.
Sementara di Bandung hingar binar partai pembuka ISL sudah terasa. Meskipun Sempat tidak mendapat restu kepolisian dan tidak mendapat izin dari Menpora, Partai ISL antara Pelita Bandung Raya vs Barito Putra tetap diselenggarakan pada 5 Januari karena izin sudah turun. Sebelumnya Bambang Pamungkas cs mempertanyakan BOPI karena memberikan rekomendasi pada ISL, Hal ini dikarenakan banyak klub yang masih menunggak gaji pemain. Oleh kerena itu BP meminta untuk menunda Laga ISL sampai masalah Gaji pemain terselesaikan. Apakah mungkin klub yang masih menungggak gaji mengikuti kompetisi kembali yang ada malah gaji pemain akan semakin tertunggak. Kami semua berharap di tahun yang baru ada semangat baru, semangat untuk bersatu dan menjalin kerja sama bukan terpecah belah. Dan semoga saja dengan ditunjuknya bapak Roy Suryo sebagai Menpora SepakBola Indonesia menemui titik temu, walaupun beliau bukan seorang yang dekat dengan olahraga dan sepakbola. Semoga.

Penulis : Faishal Rizki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar