BOLA PANAS SEPAKBOLA INDONESIA
Kisruh Sepakbola Indonesia sepertinya
terus bergulir ditengah carut-marutnya kondisi sepakbola Indonesia yang terus
terpuruk dan kering prestasi. Kisruh ini sudah terlihat sejak PSSI diambil alih
oleh Bapak Djohar dari tangan Nurdin Halid melalui KLB (Kongres Luar Biasa) di
Solo. Kontroversi terjadi ketika di awal kepemimpinannya, Djohar berani
mengambil keputusan untuk memberhentikan Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas.
Padahal Alfred-lah yang berhasil membangkitkan Sepakbola Indonesia meskipun
belum berhasil membawa Indonesia juara AFF 2010 setelah di Final dikalahkan
Malaysia dengan agregat (2-4). Hal ini dianggap banyak pihak sebagai awal
kebangkitan sepakbola Indonesia.
Selanjutnya, Perdebatan terjadi
ketika penentuan Klub yang akan mengikuti kompetisi 2011-2012, apakah LPI dan
LSI dilebur atau tetap berjalan sendiri-sendiri. PSSI mulai mencari solusi
dengan meminta semua klub untuk melakukan verifikasi kelengkapan data klub.
PSSI menawarkan untuk menggunakan format wilayah (kembali) seperti yang pernah
dilakukan sewaktu Liga masih bernama Liga Indonesia (terakhir tahun 2007). PSSI
beralasan hal ini dapat mengurangi biaya klub karena menggunakan sistem
kewilayahan. Pertama, PSSI menawarkan 48 klub untuk mengikuti Liga kasta
tertinggi, yaitu klub ISL, IPL, gabungan ISL-IPL, dan sebagian Klub Divisi
Utama. Tapi banyak pihak menentang hal tersebut karena dinilai terlalu GENDUT
untuk peserta sebuah Liga. Selanjutnya PSSI merilis 24 peserta Liga, tetapi ada
kejanggalan dalam hal ini. Dalam 24 klub ini anggotanya terdiri dari 18 klub
ISL, 3 klub IPL(sebelumnya dinonaktifkan keanggotaannya), Degradasi Terbaik,
dan Klub yang mempunyai sejarah. Hal ini mendapat tentangan dari Klub ISL dan
berniat untuk melangsung ISL kembali. Sejak saat itu ISL menjadi Liga Haram dan
IPL yang mulanya Haram menjadi Halal. Perkara itulah yang membuat 4 exco PSSI
dipecat dan kemudian mendirikan Organisasi tandingan KPSI.
Karena Klub ISL tidak diakui oleh
PSSI maka pemain ISL-pun tak boleh mengikuti kegiatan Timnas Indonesia. PSSI
(nekat) dengan hanya memanggil pemain IPL untuk melanjutkan laga PPD-2014
melawan Bahrain. Hasilnya sudah bisa ditebak, pemain IPL yang hampir semuanya
tidak mempunyai pengalaman di laga Internasional, dilibas Bahrain dengan skor
sangat-sangat TELAK 10-0. Itulah kekalahan terburuk Timnas Indonesia sepanjang
sejarah. Tetapi dengan (tidak) malu Djohar malah menyalahkan wasit yang
dinilainya tidak fair dan mengelak untuk mendur dari Singgasana PSSI. Padahal
Pelatih Timnas Aji Santoso dengan ksatria-nya mengatakan kalau kekalahan Timnas
adalah tanggung jawabnya. Kekalahan ini sempat membuat FIFA dan AFC melakukan
investigasi atas kekalahan langka dan tidak wajar ini, yang diduga ada unsur
suap agar Bahrain dapat lolos ke babak selanjutnya.
Periode buruk sepakbola Indonesia
terus berlangsung, rangking Indonesia-pun terus menurun hingga FIFA menempatkan
Indonesia di titik nadir dan rangking terendah sepanjang sejarah, rangking 168.
Tetapi para petinggi-petinggi PSSI-KPSI masih saja berdebat berebut sebuah
kursi kekusaan belaka. Meskipun FIFA dan AFC telah turun tangan dengan
membentuk Joint Comite yang berisi Gabungan petinggi PSSI-KPSI dan sempat
menandatangani MoU di Kuala Lumpur, tetapi konflik masih terus terjadi. Kedua
belah pihak mengklaim dirinya lah yang paling benar. KPSI tetap tak mau
mengirim pemain ISL untuk mengikuti TC Timnas Nil Maizar jelang Piala AFF 2012
dan malah membentuk (The Real) Timnas yang dipimpin Alfred Ridle. Tapi AFF
(Badan Sepakbola ASEAN) hanya merestui Timnas PSSI yang mengikuti ajang AFF
2012. Apa mau dikata Timnas asuhan Nil yang miskin pengalaman, tersungkur di
Malaysia karena tidak lolos ke semi final setelah dikalahkan Malaysia (Lagi)
pada laga penentuan dengan skor 2-0. Padahal sebelumnya Djohar menargetkan
Timnas Juara pada AFF kali ini.
Babak selanjutnya, Menpora
mempertemukan kedua pihak untuk mengadakan perundingan membahas Kongres karena
telah didesak oleh FIFA, yang telah mengancam akan memberikan sanksi jika PSSI
gagal melakukan Kongres. Awalnya kedua belah pihak setuju untuk menggelar
kongres bersama, tetapi entah ada angin dari mana KPSI kemudian tidak mau
mengikuti kongres karena PSSI belum melakukan verifikasi peserta KLB Solo. KPSI
juga mendesak agar kongres digelar di Jakarta bukan Palangkara (versi PSSI).
Apa boleh dikata kedua belah pihak tetap menyelenggarakan kongres
sendiri-sendiri, KPSI di Jakarta yang dihadiri beberapa pengurus KONI dan PSSI
di Palangkaraya (meskipun tidak direstui Pejabat Sementara Menpora) yang
dihadiri perakilan dari FIFA dan AFC. Tapi hal ini tak membuat Indonesia
langsung bebas dari sanksi FIFA, hal ini dikarenakan PSSI-KPSI menggelar
kongres sendiri-sendiri. PSSI yang diundang untuk menonton pertandingan “Piala
Dunia Antar Klub” mencoba melobi FIFA, sebelum Sidang FIFA benar-benar dimulai.
Sejumlah Pihak mendukung Indonesia agar terbebas dari sanksi, termasuk wakil
ketua FIFA yang di-MENTION salah satu orang Indonesia via Twitter, agar tidak
memberikan sanksi pada Indonesia. Pengurus PSSI-pun yakin Indonesia terbebas
dari sanksi. Sementara, di tanah air Menpora membentuk Tim Task Force untuk
melobi FIFA, tapi hal tersebut dianggap kontroversi oleh PSSI. Dan ketika
Sidang itu dimulai tanggal 14 Desember, FIFA sama sekali tidak membahas sanksi
pada Indonesia. FIFA dan AFC memberikan tenggat waktu bagi Indonesia hingga
Februari hingga Maret 2013. Hal itu dituding banyak pihak sarat kepentingan
politik karena, pada tahun 2013 AFC dan FIFA akan menggelar pemilihan ketua
baru.
Tapi hal ini rupanya tak membuat
konflik PSSI-KPSI memudar, konflik masih saja terus terjadi. Wacana penyatuan
liga-pun masih terkatung-katung karena JC sudah dibubarkan dan Tim-tim ISL tak
sudi mereka harus satu level dan satu kompetisi dengan tim IPL yang merupakan
tim-tim hasil “Kloningan”. ISL tetap berjalan sendiri di Musim ini dan
melangsungkan kick off pada tanggal 5 Januari 2013. Sementara IPL akan
melakukan debutnya pada Februari 2013, untuk itu PSSI sebelumnya menghimbau
agar ISL digulirkan bersamaan dengan IPL. Hal ini dikarenakan PSSI berencana
memanggil Pemain-Pemain ISL-IPL untuk mengikuti TC Timnas pada 7 Januari 2013
guna mengikuti ajang Pra Piala Asia 2015. Seperti halnya yang dulu-dulu, KPSI
tetap melarang Klub-klub ISL untuk mengirimkan pemainnya. Sementara Di sisi
lain PSSI menjamin pemain ISL, dengan cara mencarikan klub jika mereka dipecat
klubnya saat ini.
Di sisi lain, Indonesia terancam
mempunyai 3 Tim Nasional. Hal itu disebabkan oleh KONI berupaya untuk membentuk
Timnas U-23 yang dipersiapkan untuk Sea Games 2013 di Myanmar. KONI-pun telah
menunjuk Pelatih yang akan menangani Timnas U-23 yaitu Rahmad Darmawan. Rahmad
Darmawan akan diberikan keluasaan oleh KONI untuk memilih Pemain-pemain terbaik
yang ada di Indonesia. Hal ini tentunya sangat didukung oleh KPSI karena hal
tersebutlah yang diinginkan mereka, tapi hal ini tentunya sangat tidak disukai
PSSI karena merasa kewengannya telah dirampas oleh KONI. PSSI pun berencana
untuk keluar dari keanggotaan KONI.
Sementara di Bandung hingar binar
partai pembuka ISL sudah terasa. Meskipun Sempat tidak mendapat restu
kepolisian dan tidak mendapat izin dari Menpora, Partai ISL antara Pelita
Bandung Raya vs Barito Putra tetap diselenggarakan pada 5 Januari karena izin
sudah turun. Sebelumnya Bambang Pamungkas cs mempertanyakan BOPI karena
memberikan rekomendasi pada ISL, Hal ini dikarenakan banyak klub yang masih
menunggak gaji pemain. Oleh kerena itu BP meminta untuk menunda Laga ISL sampai
masalah Gaji pemain terselesaikan. Apakah mungkin klub yang masih menungggak
gaji mengikuti kompetisi kembali yang ada malah gaji pemain akan semakin
tertunggak. Kami semua berharap di tahun yang baru ada semangat baru, semangat
untuk bersatu dan menjalin kerja sama bukan terpecah belah. Dan semoga saja
dengan ditunjuknya bapak Roy Suryo sebagai Menpora SepakBola Indonesia menemui
titik temu, walaupun beliau bukan seorang yang dekat dengan olahraga dan
sepakbola. Semoga.
Penulis : Faishal Rizki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar